Pernahkah Anda mengalami kejadian, ketika Anda bermaksud bersikap ramah pada orang lain, namun malah dianggap Anda kegenitan alias menggoda? Menyebalkan bukan. Maksud hati bersikap baik agar bisa akrab dengan orang lain namun malah dinilai negatif. Ramah memang bisa memiliki perbedaan yang tipis dengan genit jika Anda tidak peka meliaht batasannya. Di satu sisi, gerakan tubuh atau gaya bicara yang ramah atau friendly memang bisa mencairkan suasana dan memperlancar negosiasi. Tapi di sisi lain, gesture ini bisa diartikan sebagai godaan yang melanggar batas etika profesional.
Genit dapat melahirkan sikap flirting atau menggoda yang bisa terjadi dalam interaksi sehari-hari antar pria dan wanita, bahkan dalam konteks profesional. Menurut Natalie Kitroeff, penulis dari Bloomberg Businessweek, bagi wanita bersikap ramah saja terkadang tidak cukup. Mereka sering kali harus bersikap genit demi mendapatkan apa yang mereka inginkan. Taktik ini sebenarnya terbukti cukup efektif, tapi memiliki risiko untuk kebablasan. Cukup sebatas menjaga kontak mata, menunjukkan minat akan pekerjaannya, dan bersikap lebih ceria. Tadinya, strategi ini kebanyakan dipakai pria untuk memanipulasi wanita. Namun sekarang, wanita sudah lebih berani memakai strategi untuk mendapatkan keinginannya. Ada yang memakai akal sehat, yaitu dengan berargumentasi dengan data-data akurat. Ada juga yang memakai akal tidak sehat, yaitu dengan strategi flirting atau ‘menjual’ diri, atau menggoda dengan menggunakan daya tarik yang dimanipulasi. “Keberanian wanita untuk menjadi yang terbaik adalah suatu kemajuan. Tapi, strategi memanipulasi daya tarik tentu sulit untuk dikatakan sebagai kemajuan,” tutur Ami.
1. Be the first.
Buang jauh-jauh rasa sombong atau gengsi. Tak ada salahnya angkat suara lebih dulu dan bertanya nama. Jabat tangannya, tersenyumlah, sebut namamu dan ingatlah namanya. Lakukan secara proporsional dan yang paling penting adalah jangan melembut-lembutkan suara, tampilah apa adanya.
2. Mengingat nama, penting.
Mengingat nama itu penting, seseorang akan merasa senang ketika orang lain -baik yang baru dikenal, maupun yang sudah lama kenal- memakai namanya sebagai kata sapaan, ‘nama’, bukan ‘kamu’, ‘loe’ atau kata sapaan lain. Panggilah dengan sopan dan nada sedang.
3. Menghargai perbedaan
Jangan sekali-kali menatap orang dari atas sampai bawah, lalu mengekspresikan keheranan di wajahmu karena penampilan atau gaya dia yang berbeda. Jangan tertawakan logat atau bahasa daerah orang lain. Karena bisa jadi mereka juga terbahak mendengar gaya dan logat bicara kita. Intinya adalah saling menghargai perbedaan karena akan membuat orang nyaman.
4. Listen more, talk less
Semua orang memang lebih suka didengarkan daripada mendengarkan, walaupun sebenarnya kita diciptakan untuk lebih banyak mendengar daripada berbicara. Berikan waktu mereka yang lebih banyak bercerita tentang diri mereka. Jika lawan bicara adalah seorang yang pendiam, kita bisa memancing mereka dengan ‘sedikit’ kisah kita, kemudian lanjutkan dengan pertanyaan “bagaimana dengan Anda?”.
5. Senyum, salam, sapa
"Senyuman adalah ibadah”, memang senyuman akan mebuat orang akan lebih merasa di hargai, dan yang terpenting kita di mata orang lain akan terlihat kalem dan ramah. Jika Anda berpapasan jangan lupa untuk menyapa dan mengucapkan salam. Orang akan merasa sangat dihargai dan nyaman karena kehadirannya disambut dengan baik.
Nah, intinya adalah lakukan dengan proporsional alias tidak berlebihan atau mengada-ada. Genit adalah akibat ramah yang berlebihan sehingga orang lain terlalu percaya diri menganggap kita terlalu terbuka. Yuk, ramah dengan siapa saja sesuai dengan kadar dan tempatnya. Semoga bermanfaat.
Sumber gambar by google.com
0 Response to "Perhatikan Beda Tipis Antara Ramah dan Genit"
Posting Komentar